Jumat, Agustus 14, 2009

problem solving and creativity

PROBLEM SOLVING and CREATIVITY
( Pemecahan Masalah dan Kreatifitas )



A. PENDAHULUAN
Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaian, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematika penting seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematika, dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kegiatan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran matematika belum dijadikan sebagai kegiatan utama. Padahal di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang kegiatan tersebut dapat dikatakan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran matematika sekolah.
Masalah timbul jika ada kesenjangan antara kenyataan dan harapan (Martin, 1994:331). Masalah adalah suatu situasi dimana ada sesuatu yang diinginkan tetapi belum diketahui mendapatkannya (Stepelmen, 202:96). Sesuatu merupakan masalah bagi seseorang apabila sesuatu itu baru dan sesuai dengan kondisi yang memecahkan masalah, dan kondisi yang memecahkan masalah memiliki pengetahuan prasyarat (Ruseffendi, 1991:169).
Persoalan menjadi masalah bagi seseorang apabila orang tersebut 1) mampu menyelesaikan tetapi tidak menggunakan cara atau algoritma yang rutin, 2) mempunyai siapan untuk menyelesaikan (mental, pengetahuan), 3) ada niat untuk menyelesaikan (Ruseffendi, 1991: 336)

B. PERMASALAHAN
Bagaimana mengeksplorasi Psikologi Kognitif :
1. Apakah kognisi sebagai proses mental atau pikiran merupakan suatu yang sangat mendasar bagi studi psikologi manusia ?

2. Apakah pandangan psikologi kognitif mempengaruhi bidang-bidang lain ?
3. Apakah melalui prinsip-prinsip kognisi seseorang dapat memproses informasi secara efisien ?

C. URAIAN MATERI DAN PEMBAHASAN
Dari Gb. 11.1 (hal.392) : Bayangkan, anda adalah seseorang yang berdiri di tengah ruangan dimana ada dua tali menjuntai langit-langit. Tujuan orang tersebut akan mengikat kedua tali tersebut, namun keduaanya tak cukup panjang untuk ditarik sekaligus. Lalu bagaimana anda bisa mengikat kedua tali tersebut ?
Fokus dari bab ini adalah pemecahan masalah yang dilakukan secara individual. Hal ini lebih sulit dilakukan daripada secara kelompok.
1. Lingkaran Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Kita membutuhkan suatu cara untuk mengatasi rintangan-rintangan atau untuk mencapai suatu tujuan. Apabila kita dapat dengan cepat menemukan caranya, tidak masalah. Tetapi bagaimana jika tidak ? Maka berikut adalah lingkaran langkah-langkah pemecahan masalah :


Namun demikian, langkah-langkah yang kita tempuh dapat fleksibel tergantung besar kecilnya masalah. Kita dapat mengatur urutan sendiri langkah-langkahnya, melewati salah satu, atau bahkan menambahkan jika perlu. Yang terpenting, kenali masalahnya.
Kita harus ingat bahwa emosi dapat mempengaruhi cara bagaimana kita mengimplementasikan lingkaran langkah-langkah pemecahan masalah. (Schwarz & Skutnik, 2003). Misal dalam hal penulisan makalah:
1. Identifikasi masalah: Jika akan menulis makalah, tentukan dulu makalah tersebut untuk hal apa.
2. Definisi masalah dan representasi: Tentukan apa topik untuk makalah tersebut, sehingga dapat pula menentukan penelitian-penelitian apa yang akan dilakukan.
3. Penyusunan strategi: Dalam penulisan makalah, harus melalui tahap-tahap analisa, riset dan kemudian kesimpulan yang dituliskan dalam bentuk draft.
4. Pengorganisasian informasi: Tahap ini adalah tahap yang kritis. Kadang-kadang orang gagal bukan karena tidak dapat mengatasinya, melainkan karena tidak dapat mengorganisasikannya. Maka dalam penulisan makalahpun, ide-ide haruslah diorganisasi dalam outline.
5. Alokasi sumber: Dalam menulis waktu banyak dihabiskan untuk melakukan riset, mencatat, dan membuat rencana. Maka hal ini harus dilakukan secara efektif dan efisien sehingga terhindar dari frustrasi.
6. Monitoring: Jika sedang menulis makalah, kita memonitor apakah kita membuat kemajuan atau tidak. Kalau tidak, cari sebabnya.
7. Evaluasi: Setelah pembuatan draft, evaluasi. Mungkin kita ingin memperbaiki atau mengedit sebelum menyerahkannya. Melalui evaluasi sering terjadi peningkatan, karena dengan evaluasi tersebut akan ditemukan masalah. Masalah yang didapati akan didefinisikan kembali, sehingga ditemukan strategi baru yang lebih baik. Maka dengan demikian, lingkaran langkah-langkah pemecahan masalah di atas menjadi lengkap apabila mengarah kepada wawasan baru.
2. Tipe-tipe Masalah / Problem
Problem atau masalah dapat dikategorikan menurut apakah ia mempunyai jalan keluar atau tidak. Suatu misal “Bagaimana kita bisa menemukan Luas suatu jajargenjang ?” Contoh yang lain “Bagaimana kita bisa menyatukan 2 tali yang tergantung dimana tak satupun cukup panjang untuk diraih ?” Berikut akan kita bicarakan jenis-jenis masalah.
• Masalah yang Tersusun Baik
Dalam suatu tes di sekolah, guru memintamu menyelesaikan soal yang tersusun baik namun banyak sekali, dalam suatu bidang tertentu. Problem seperti ini menuntut serangkaian tindakan untuk memecahkannya.
Dalam Psikologi kognitif, tindakan ini melibatkan 2 tokoh antagonis, yaitu “hobbit (orang suci)” dan “orc (orang dosa / kanibal), seperti ilustrasi di berikut ini.
Investigasi Psikologi Kognitif :
Ada 3 hobbit dan 3 orc akan menyeberangi sungai dan hanya ada sebuah perahu dayung cukup untuk 2 orang saja. Timbul suatu masalah, jika jumlah orc di kedua tepi sungai di sini dan di sana melebihi jumlah hobbit, maka orc akan memakan hobbit. Bagaimana agar ke-6 makhluk tersebut dapat sampai di seberang dengan selamat dan utuh ? Cobalah pecahkan masalah ini sebelum terus membaca. ( Solusi ada di Gb.11.3 hal.399 ).
Salah satu cara mempelajari bagaimana memecahkan masalah adalah dengan simulasi komputer. Banyak sub-sub program yang berupa algoritma, yaitu serangkaian cara yang diulang-ulang terus, sehingga ditemukan solusi. Tak seperti komputer, otak manusia tidak bisa dengan kecepatan tinggi mampu menghitung banyak sekali kombinasi.
Ketika orang dihadapkan pada masalah dimana ia tidak tahu jawabannya, seseorang yang efektif akan menggunakan ‘heuristic of means- ends analysis’. Dalam strategi ini ia akan terus-menerus membandingkan keadaan sekarang dan apa tujuannya, lalu mengambil satu langkah untuk meminimalisasi perbedaan dari keduanya.
• Problem Isomorfis
Dua problem isomorfis, artinya struktur formalnya sama dan hanya isinya yang berbeda. Kadang-kadang ada kasus yang sama, seperti misalnya kasus hobbit dan orc sama dengan kasus misionaris dan kanibal dimana kanibal memakan misionaris jika jumlah mereka lebih besar. Maka anda bisa membuat game-game lain, misalnya menyusun kata dari huruf-huruf yang bercampur aduk. Cara-cara memecahkan masalah seperti dalam gambar 11.6 ( Permainan ‘Menara Hanoi’ ) dan 11.7 ( Menggabungkan 2 tali yang tergantung ). Sayangnya, kita sering salah dalam mendefinisikan masalah, seperti dalam kasus dua tali tadi.
• Problem yang Tersusun ‘sakit’ dan Peran Wawasan
Masalah 2 tali di atas merupakan suatu problem yang tersusun ‘sakit’. Meskipun kadang-kadang salah menginterpretasikan problem yang tersusun baik, kita lebih sering menemui kesulitan yang merupakan ‘ill-structured problem’. Berikut contoh-contoh masalah, cobalah ketiga problem ini sebelum membaca solusinya.
1. .....Supervisor hanya butuh satu orang, tidak boleh tolong menolong. Apa yang harus dilakukan Harry ?
2. Seorang wanita yang tinggal di sebuah kota kecil menikahi 20 laki-laki yang berbeda di kota yang sama. Semuanya masih hidup, dan ia tidak pernah bercerai. Anehnya ia tidak melanggar hukum. Bagaimana ini bisa ia lakukan ?
3. Anda kehilangan kaos kaki hitam dan coklat di laci, dicampur dalam satu rasio dari 5 kaos kaki hitam untuk masing-masing kaos kaki coklat. Berapa banyak kaos kaki yang harus anda keluarkan dari laci itu untuk mendapatkan sepasang kaos kaki dengan warna yang sama ?
Ketiga ‘ill-constructed problem’ ini diberi istilah problem wawasan. Untuk memecahkan setiap masalah anda menengok masalah dalam cara novel. Secara khusus, wawasan adalah kemampuan atau strategi yang khas dan tampak tiba-tiba yang dapat membantu memecahkan masalah.
Untuk bisa memahami pemecahan masalah berwawasan, mungkin anda menganggap perlu mengetahui solusi dari problem-problem sebelumnya sebagai wawasan. Mengenai masalah rak topi, Harry mampu memecahkan masalah. Untuk memecahkan masalah itu Sally harus mendefinisi ulang pandangannya mengenai material-material yang ada sehingga memudahkannya menyusun C-clamp sebagai tempat menggantungkan topi.
Perempuan yang menikah dengan banyak lelaki itu adalah seorang menteri pernikahan, (married) di sini bukan arti sebenarnya. Jadi untuk memecahkan masalah, anda harus mendefinisi ulang interpretasi dari istilah ‘menikah’(married).
Demikian pula masalah kaos kaki, anda hanya perlu mengeluarkan 3 kaos kaki agar mendapat sepasang kaos kaki dengan warna yang sama. Formasi rasionya tidak relevan. Apakah 2 kaos kaki yang anda ambil cocok warnanya, yang ke 3 pasti cocok paling tidak dengan salah satu dari 2 pertama.
Pandangan Gestaltist Awal
Psikolog Gestalt menekankan pentingnya keseluruhan. Dalam hal pemecahan masalah, psikolog Gestalt memandang bahwa problem wawasan pelakunya memandang masalah sebagai keseluruhan.
Pandangan Tak Ada yang Istimewa
Menurut pandangan tak ada yang istimewa, wawasan semata-mata merupakan perluasan dari keadaan merasa, mengenali, mempelajari, dan menyusun. Pada saat yang lain orang menunjukkan penyusunan kembali mental (pikiran) yang disebut masalah rutin. Wawasan merupakan hasil / signifikan semata dari proses berpikir biasa.
Pandangan Neo-Gestaltist
Pemecahan masalah berdasarkan wawasan dibagi 2. Jika diberi masalah rutin, seorang akan menunjukkan ketelitian yang luar biasa. Sedangkan seorang yang lain, sebaliknya, menunjukkan ketidakmampuannya. Gambar 11.11 (hal.410) menunjukkan perbedaan perasaan peserta dalam menyelesaikan problem aljabar.
Pandangan Tiga Proses
Menurut pandangan ini, ada 3 macam wawasan. Ketiganya berhubungan dengan 3 proses berbeda. Yaitu: penguraian, pembandingan, dan penggabungan yang selektif. Penguraian yang selektif adalah proses dilakukannya filtering. Misalnya, ketika mengikuti kuliah kita harus menguraikan yang penting saja dan mencatatnya.
Penggunaan analogi adalah bentuk dari perbandingan selektif. Kita perlu membandingkan informasi dengan pengetahuan kita yang baru mengenai problem-problem baru. Perbandingan selektif merupakan dasar untuk menghubungkan hal-hal seperti itu, misalnya kemampuan untuk membandingkan istilah-istilah baru dengan sinonim dari kata-kata yang telah diketahui. Contoh dari penggabungan selektif adalah misalnya, tidakkah cukup jika hanya mampu mengidentifikasi informasi-informasi yang penting secara analistis, tetapi kita juga perlu mengetahui bagaimana menyatukan informasi. Seperti halnya rak topi dan dua tali.
Wawasan ke Wawasan Tambahan
Wawasan bukanlah seperti pengalaman “ah-ha”, ia terjadi secara perlahan melalui proses dan selalu bertambah dari waktu ke waktu.

3. Rintangan dan Bantuan untuk Pemecahan Masalah
Berbagai faktor yang dapat menghalangi pemecahan masalah.
• Kondisi / kesiapan mental, Pertahanan, dan Pendapat (fiksasi)
Salah satu faktor yang dapat merintangi pemecahan masalah adalh kondisi mental, yaitu suatu kesiapan mental yang melibatkan model yang sudah ada untuk mempresentasikan masalah, konteks masalah, prosedur untuk pemecahan masalah. Sebagai contoh, dalam masalah 2 tali, anda harus ber-fiksasi bahwa andalah yang harus mendekat ke tali, bukan mendekatkan tali kepada anda.
Kondisi mental juga dapat mempengaruhi solusi masalah rutin. Sebagai contoh, problem “kendi air”. Dalam problem kendi air tersebut, partisipan diminta mengukursejumlah air dengan menggunakan kendi-kendi berbeda. Setiap kendi menampung jumlah air yang berbeda (lihat tabel 11.2)
• Transfer Negatif dan Positif
Sering, orang dalam kondisi mental tertentu mendorongnya merasakan satu aspek masalah. Transfer adalah memindahkan pengetahuan atau ketrampilan dari situasi masalah yang satu ke yang lain. Transfer bisa negatif atau positif.
Transfer negatif terjadi ketika pemecahan masalah sebelumnya pemecahan masalah berikutnya lebih sulit. Transfer positif terjadi ketika solusi dari masalah awal membuatnya lebih mudahmemecahkan masalah baru. Maka, kadang-kadang transfer rangkaian pikiran bisa menjadi bantuan bagi pemecahan masalah.
Menginvestigasi Psikologi Kognitif:
Bayangkan anda seorang dokter yang sedang menangani pasien dengan tumor ganas. Bila tumor tidak dihilangkan, pasien akan mati. X-ray dengan intensitas tinggi bisa digunakan untuk membunuh tumor. Masalahnya X-ray dengan intensitas tinggi juga bisa merusak jaringan. Jadi, kini masalahnya adalah menentukan prosedur untuk menghilangkan tumor dengan tidak merusak jaringan pula.
Dalam Lab Dedre Gentner:
Dedre Gentner adalah seorang profesor psikologi di Universitas Northwestern. Ia sangat dikenal dengan karya analogi dan persamaan. Teorinya yang terkenal adalah teori pemetaan struktur. Penelitiannya menunjukkan bahwa membandingkan selama mempelajari sesuatu bisa meningkatkan kemampuan mentransfer pengetahuan ke dalam konteks baru.
Ia bisa menerapkan teori pemetaan struktur itu pada kesamaan biasa, dengan hasil yang mengejutkan. Sebagai contoh, orang akan dengan cepat membedakan pasangan yang serumpun, misalnya hotel / motel, daripada yang sama sekali berbeda seperti misalnya traffic light / shopping mall.
Untuk meningkatkan kemampuan belajar, kita harus mencari cara untuk membuat memori kita lebih efektif, seperti misalnya dengan menggunakan analogi.
Dalam penelitiannya mengenai perkembangan kognitif, Gentner menunjukkan bahwa ada perubahan relasional dari satu fokus kesamaan obyek ke yang lainnya sebagaimana anak-anak mempelajari lebih banyak bidang pengetahuan. Misalnya, diminta menjelaskan suatu metamor “Awan seperti Sepon”, seorang anak usia 5 tahun mengatakan bahwa keduanya bundardan halus, sementara anak usia 9 tahun menjawab bahwa keduanya mengandung air dan bisa mengeluarkan air.
• Transfer Analogi
Banyak studi mengenai transfer positif yang melibatkan analogi, salah satu contoh adalah “masalah radiasi” seperti di bawah ini:
Seorang jendral hendak mengepung benteng. Ada banyak jalan. Namun jalan-jalan itu dipasangi ranjau. Meskipun sekelompok kecil orang-orangnya bisa melewati jalan-jalan itu dengan selamat, ranjau-ranjau itu akan diledakkan. Maka dari itu, langsung menyerang jelas tidak mungkin. Apa yang harus dilakukan jendral itu ?
Duncker mempunyai solusi berwawasan khusus sebagai solusi dari masalah ini, terdapat dalam gambar 11.12.
Kembali ke masalah radiasi, masalah ini disebut “masalah militer”. Tabel 11.13 menunjukkan hubungan antara masalah radiasi dan militer. Ini dianggap berhubungan meskipun tidak dapat.
Kadang-kadang orang tidak mengenali kesamaan permukaan masalah. Lain ketika mereka terkecoh oleh kesamaan permukaan sehingga yakin bahwa kedua masalah tersebut sama. Yang terbaik adalah tidak cepar-cepat mengasumsikan bahwa 2 masalah yang tampaknya sama adalah pentingnya.
• Transfer yang disengaja: Menyelidiki Analogi
Dalam mencari analogi, kita harus hati-hati jangan sampai terjebak oleh hubungan antara 2 benda yang tidak relevan secara analogis. Sebagai contoh, penelitian tentang solusi anak-anak dalam analogi verbal “A untuk B sedangkan C untuk X ”. Mereka diberi option pilihan ganda untuk jawaban X. Maka rata-rata mereka memilih jawaban yang mempunyai hubungan erat tetapi secara analogis salah. Problem disajikan dengan [:] artinya ‘untuk’, [: :] artinya ‘sedangkan’, misalnya: Lawyer : client : : Doctor : (a.Nurse, b.Patient, c.Medicare, d.MD ). Anak-anak mungkin memilih option a karena Nurse lebih kuat diasosiasikan dengan Doctor daripada jawaban yang yang benar: Patient.
• Inkubasi
Dalam memecahkan banyak masalah, rintangan utama bukanlah kebutuhan mencari strategi yang cocok untuk transfer positif, melainkan menghindari rintangan yang menghasilkan transfer negatif. Inkubasi mengesampingkan masalah untuk sementara waktu tanpa memikirkannya secara sadar menawarkan satu cara yang meminimasikan transfer negatif. Diam sejenak dari masalah pemecahan problem.
Beberapa kemungkinan mekanisme yang berefek menguntungkan dari inkubasi antara lain:
1. Ketika kita tidak lagi menyimpan sesuatu dalam memori aktif, kita tinggalkan saja segala sesuatu yang tidak penting. Kita menyimpan aspek-aspek yang lebih penting saja.
2. Sementara waktu berlalu, memori-memori yang baru menjadi lebih terintegrasi dengan memori-memori yang sudah ada.
3. Sementara waktu berlalu, rangsangan baru baik internal maupun eksternal bisa mengaktifkan perspektif baru terhadap suatu masalah.
4. Rangsangan internal atau eksternal mengarahkan seseorang untuk melihat analogi antara masalah baru dan masalah lainnya, sehingga lebih mudah ditemukan solusinya.
5. Saat seseorang sedang dalam keadaan, misal sedang mandi, di tempat tidur, atau jalan-jalan, mungkin perhatiannya mulai kembali ke hal-hal yang sudah lalu dan menyatu lagi bersama-sama dalam ingatan.
Ada 2 manfaat dari inkubasi, 1) memberi waktu pada masalah awal, 2) memberi waktu yang cukup untuk memikirkan sesuatu yang ditimbulkan oleh transfer negatif .
Aplikasi praktis dari psikologi kognitif:
Jika diberi tugas membuat paper, buatlah outline. Cari topik yang menarik. Pemilihan topik yang tidak begitu familier adalah ide yang bagus, karena anda bisa belajar sesuatu yang baru.
Keahlian: Pengetahuan dan Pemecahan Masalah
Bahkan orang yang yang tidak mempunyai keahlian dalam psikologi kognitif mengenali bahwa pengetahuan membantu banyak dalam memecahkan masalah.
Organisasi Pengetahuan.
Dalam suatu penelitian tentang permainan catur antara yang sudah ahli dan orang baru, pada umumnya seorang yang ahli bermain lebih baik. Tetapi mereka bermain lebih baik jika hanya posisi anak-anak catur disusun dengan benar. Jika diletakkan secara acak, yang ahli tadi tidak bisa mengingat posisi dari anak-anak catur sebaik orang baru.
Penjabaran Pengetahuan
Apa yang membedakan ahli dan orang baru adalah jumlah, organisasi, dan kegunaan pengetahuan. Ada 2 tugas, acak dan teratur (bermakna). Seorang yang ahli terbiasa dengan sesuatu yang teratur dan bermakna, jadi memorinya terorganisir. Ketika ia melihat posisi catur yang tersusun baik, pengetahuan dalam memorinya akan membantu.
Bila posisi catur acak, pengetahuannya tidak akan berguna. Maka dari itu, orang dapat mengingat segala sesuatu dengan lebih baik dan memecahkan masalah dengan dengan apa yang yang mereka ingat dengan baik pula, jika mereka mempunyai dasar pengetahuan yang solid.
Mengatur Masalah
Ada perbedaan lain lagi antara ahli dan orang baru. Ahli menghabiskan waktu secara proporsional lebih banyak untuk menentukan bagaimana menjelaskan suatu masalah dibandingkan dengan orang baru.
Tetapi ia memerlukan waktu lebih sedikit untuk mengimplementasikan strategi pemecahan.
Maka dari itu, orang yang ahli tidak hanya mempunyai pengetahuan lebih banyak tetapi juga mempunyai pengetahuan yang terorganisir dengan baik.
Proses Ahli secara Otomatis
Dalam menerapkan strategi, ahli melakukan banyak hal secara otomatis. Contoh bagaimana meningkatkan kinerja dapat dilihat dalam penelitian mengenai kemampuan membaca.
Membaca melibatkan 2 proses berbeda (Wagner & Stanovich, 1996):
1. Merupakan proses percakapan dari lambang ortografi (penampilan huruf-huruf) dengan lambang phonology (bunyi bahasa)
2. Proses pengenalan kata berbasis phonology
Namun demikian, otomatisasi ahli ternyata bisa menghambat pemecahan masalah. Ini bisa terjadi ketika ahli mengatasi masalah yang berbeda secara terstruktur dari masalah yang biasa mereka hadapi. Pada awalnya, orang baru bisa tampil lebih baik daripada ahli jika masalahnya secara struktur berbeda dari yang seharusnya.
Bakat Bawaan dan Keterampilan yang Dibutuhkan
Meskipun banyak dijabarkan, dasar pengetahuan adalah penting menguasai suatu ilmu, tetap ada perbedaan dalam kinerja yang tidak dapat dijelaskan dengan istilah.
Ahli dalam beberapa hal menunjukkan kelebihan yang super. Misalnya seorang yang ahli mengetik jarinya sangat terampil, sehingga dapat mengetik lebih cepat daripada yang baru. Pada dasarnya kecepatan dalam mengetik adalah seberapa jauh kata dalam teks yang dilihat pengetik ketika sedang mengetik. Semakin jauh ia melihat semakin baik kemampuan jari-jarinya dalam posisi yang diperlukan. Demikian pula halnya bagi seorang musisi maupun olahragawan.
Ciri lain dari seorang ahli adalah bahwa mereka cenderung menggunakan pendekatan yang lebih sistematik untuk masalah-masalah yang sulit dibandingkan dengan orang baru.
Pada dasarnya banyak masalah dapat diselesaikan hanya dengan mencari dan menemukan strategi untuk menjawab pertanyaan yang kompleks.
Apa Ciri-Ciri Ahli ?
Meskipun banyak aspek untuk menjadi ahli sudah diselidiki, beberapa ciri ahli sudah ditemukan, antara lain:
1. Mempunyai pengetahuan yang terorganisasi dengan baik, begitu juga Ilmu-Ilmu yang lain.
2. Mempunyai skema pengetahuan yang luas tentang suatu ilmu.
3. Tidak terburu-buru dalam menghadapi masalah.







Kreatifitas
Bagaimana kita bisa mendefinisikan kreatifitas sebagai suatu konsep yang menyatukan karya Leonardo da Vinci and Marie Curie, Vincent Van Gogh and Isaac Newton, Toni Morrison and Albert Einstein ? Yang didapat hanyalah definisi yang sempit. Gb.11.14 (Hal.429)
Apa yang anda hasilkan ?
Apakah individu yang kreatif menghasilkan lebih banyak? Individu yang kreatif mempunyai beberapa ciri. Para psikolog mendeteksi hal ini. Kreatifitas adalah refleksi dari kemampuan menciptakan lebih.
Misalnya, individu-individu yang kreatif sering mendapat nilai tinggi dalam test kreatifitas. Sebagai contoh, Torrence Test yang mengukur perbedaan, keanekaragaman, dan ketepatan merespon pertanyaan terbuka. Test ini juga mengukur respon kreatif mengenai angka.

Ini Yang Anda Tahu
Apakah orang yang kreatif lebih pintar dari yang lain ? Para peneliti yakin bahwa yang secara jelas membedakan individu kreatif dari mereka yang kurang kreatif adalah keahlian dan komitmen pada kerja keras mereka.
Orang yang kreatif bekerja lama dan keras. Mereka mempelajari pekerjaan pendahulu dari mereka dan pekerjaan orang-orang sebaya mereka. Maka mereka menjadi benar-benar ahli di bidang mereka. Sesungguhnya, kreatifitas berhubungan dengan usaha menjadi ahli.