Jumat, Oktober 31, 2008

Pemanfaatan Internet Sebagai media dan Sumber belajar

Pemanfaatan Internet Sebagai Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Abstrak*)
Oleh : Joko Sulianto, S.Pd.
Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

e- education merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan – kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui internet. Melalui internet, seakan – akan sekolah membuka kelasdi berbagai lokasi, karena siswa-i dari belahan duniadapat langsung mengakses situs Web nyadan mengikuti pendidikan hanya dari komputer yang ada didepanny. Ada manfaat yang dapat dipetik baik oleh lembaga pendidikan, siswa dan masyarakat pada umumnya.
Memperpendek jarak, lembaga pendidikan dapat lebih mendekatkan diri dengan siswa-i dimana jarak secara fisikdapat diatasinya dengan mengklik situsnya. Secara umum multimedia diartikan sebagai kombinasi teks,gambar, seni, grafik, animasi suara dan video. Aneka media tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan kerjayang akan menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yang sangat tinggi; artinya informasi bahkan tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapatr didengar, membentuk simulasi dan animasi yang dapat membangkitkan selera dan memiliki nilai seni grafisyang tinggi dalam penyajiannya.



A. Pendahuluan
Banyak istilah yang dapat dijumpai dalam lingkungan pendidikan berbasis Internet ini, seperti e-Education, m-Educasion dan i-Education. Apa perbedaan dari ketiga istilah tersebut?
e-Education sebenarnya merupakan system pendidikan berbasis media elektronik, seperti radio dan televisi. Misalnya kuliah subuhatau program pelejaran yang disajikan dalam Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Namun berhubung sistem e-Education lebih dikenal oleh masyarakat luas ketika Internet digunakan sebagai media pendidikan, maka masyarakat luas yang menggunakan Internet sebagai media utamanya.
Oleh karana paradigma tentang e-Education yang dipahami saat ini adalah pendidikan berbasis internet, maka selanjutnya akan digunakan pemehaman tersebut.
Sementara itu, pola e-Education ini terus berkembangseiring dengan perkembangan teknologi yang ada hingga tercipta system ponsel. Dengan sistem ponseldi mana skses telepon dapat dilakukan tanpa kabel, paka berkembanglah protokol-protokol baru seperti Wireless Application Protocol (WAP) yang memungkinkan akses internet melalui media komunikasi ponsel di mana sebuah komputer notebook yang terhubung ke sebuah ponsel dapat melakukan akses Internet. Bahkan kini, sejumlah peralatan ponseldapat langsung nengakses Internet.
Oleh karena itu sistem e-Education dimungkinkan untuk diakses melalui berbagai terminal di berbagai tempat sesuai dengan mobilitas pengaksesannya, sehingga lahirlah istilah mobile Education yang disingkat dengan istilah m-Education.
Selanjutnya sistem e-Education kurang menarik bila tidak mampu berinteraksi dengan pengaksesnya. Oleh karena itu para pakar mencoba untuk terus meneliti hingga akhirnya dapat tercipta sistem e-Education yang interaktif yang disebut dengan istilah interactive Education atau disingkat menjadi i-Education di mana pengakses sistem seakan-akan dapat melakukan dialog dengan sistem education tersebut, baik melalui pesan maupun kotak-kotak dialog yang dibangun dalam sistem tersebut.
Sementara itu, sejumlah disiplin ilmujuga telah dilibatkan dalam usaha mewujudkan seistem e-Education yang handal. Adapun disiplin ilmu yang terkait dengan pembentukan sitem e-Education, antara lain: Psikologi, Sistem Informasi, Hukum dan Etika, Komunikasi, Ilmu Komputer, Teknik Informatika, dan lain sebagainya.
B. e-Education
Internet telah menjadi ajang eksplorasi oleh para ahli. Khusus dibidang pendidikan, berbagai peluang telah tercipta. Sejak Internet difungsikan berbagai saranapendidikan pada tahun 1990-an, maka denyut nadi pendidikan seakan tak pernah berhenti. Sekolah-sekolah virtual dibuka selama 24 jam penuh untuk melayani para siswa-i.
e-Education merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama pada kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan melalui Internet. Sementara itu, juga lahir istilah-istilah serba ”e”, seperti e-leaning, e-consulting, e-book, e-news, e-library dan berbagai istilah yang lain. Istilah-istilah itu menunjukkan bahwa kegiatan-kegiatan yang menyertai kegiatan pendidikan tersebut juga telah memanfaatkan Internet.
Melalui Internet, sekan-akan sekolah membuka kelas di berbagai lokasi, karena siswa-i dari berbagai belahan duniadapat langsung mengaksessitus Webnya dan mengikuti pendidikan hanya dari komputer yang berada di depannya. Di samping itu, pendidik dan siswa-i dapat berkomunikasi secara langsung, tanpa melalui birokrasi yang rumit.
Salah satu implementasi dari e-Education adalah IBUteledukasi (www.ibuteledukasi.com) yang sejak pertengahan Desember 2001 telah menawarkan konsep belajar jarak jauh dengan media internet.
IBUteledukasi bekerja sama dengan Universitas Tun Abdul Rozak di Malaysia yang sudah lebih dulu menyelenggarakan kuliah on line. IBUteledukasi menawarkan empat jenjang gelar akademis mulai dari diploma hingga doktoral lewat perkuliahan via Internet. Gelar kesarjanaannya dapat memilih ijazah Universitas Tun Abdul Razak atau ijazah lokal.
Pola pendidikan yang ditawarkan oleh IBUteledukasi mirip dengan sistem Universitas Terbuka. Hanya saja materi pendidikannya tidak hanya di kemas dalam bentuk modul-modul atau kaset rekaman, melainkan sudah dalam format compact disk (CD). Namun tidak semua proses pendidikan dilakukan dengan menggunakan media Internet, karena sistem pendidikannyadiatur dengan perbandingan 30% offline dan 70% online. Dengan rincian 12 jam perkuliahan lewat Internet, 12 jam lewat CD, dan masing-masing 3 jam offline untuk pelaksanaan ujian tengah dan akhir semester.
IBUteledukasi yang didirikan sejak 9 Agustus 2001 oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini telah menelan biaya modal sebesar 1,5 Milyar. Hingga kini telah menampung 300 mahasiswa dengan menawarkan jurusan di bidang Multimedia, Teknologi Informasi dan Manajemen Bisnis.
C. Manfaat e-Education
Ada manfaat yang dapat dipetik baik oleh lembaga pendidikan, siswa dan masyarakat pada umumnya. Adapun rincian manfaat e-Education adalah sebagai berikut:
Bagi Lembaga Pendidikan
1. Memperpendek jarak. Lembaga pendidikan dapat lebih mendekatkan diri dengan siswa-i di mana jarak secara fisik dapat diatasihanya dengan mengklik situsnya. Sementara itu birokrasi antara pendidik dan mahasiswa dapat dipersingkat, di mana siswa dapat langsungmengirimkan pesan dan melakukan konsultasi langsung melalui e-mail.
2. Perluasan pasar. Jangkaun pasar peserta didik dapat menjadi luas di bandingkan dengan sistem pendidikan tradisional yang ”dibatasi” oleh lokasi.
3. Perluasan jaringan mitra kerja. Selain perluasan pasar, lembaga pendidikan dapat juga melakukan perluasan jaringan mitra kerja. Secara tradisional sangat sulit bagi sebuah lembaga pendidikan untuk membangun berkomunikasi dengan lembaga atau perusahaan di luar kota atau bahkan di luar negeri. Namun melalui pembuatan situs lembaga maka kontak itu dapat dilakukan secara mudah, cepat dan murah.
4. Biaya terkendali. Lembaga pendidikan tidak perlu hadir secara fisik di berbagai kota dan penjuru dunia, namun dapat melakuikan prosespendidikan diberbagai lokasi. Disamping itu, perkuliahan tidak memperlukan biaya pembangunan fisik, dan pengturan jadwal kelas yang membebanipejabat jurusan dan universitas. Melalui sistem ini biaya komunikasi dapat ditekan serendah mungkin.
5. Hemat. Melalui pola paperless di mana distribusi materi pendidikan, jawaban tes dapat dilakukan secara elektronik, sehingga dapat menghemat dari segi waktu untuk mengintegrasikan dengan data base yang ada di komputer pusat dan waktu pengiriman maupun biaya kertas dan prangko.
6. Cash flow terjamin. Dengan sistem e-Education ini, cash flow lembaga akan terjamin, karena lembaga akan menerima pembayaran terlebih dahulu sebelum mengirim materi pendidikan yang dipesan siswa. Dengan pola seperti ini maka modul yang dibutuhkan relatif lebih kecil.
7. Manfaat lainnya antara lain meningkatkan citra lembaga, meningkatkan layanan pendidikan , menyederhanakan proses, meningkatkan produktivitas, mempermudah akses informasi, mengurangi biaya trasportasi dan meningkatkan fleksibilitas.
Bagi Siswa
1. Hemat. Di mana siswa dapat mengukuti proses pendidikan setiap saat dengan akurat , cepat interaktif dan murah.
2. Biaya terkendali. Biaya transport menuju lokasi sekolah, kemungkinan terjadinya kecelakaan atau perkelahian dapat ditekan serendah mungkin, karena semua prosesdapat dilakukan dari balik meja dan hanya mengklik mouse.
3. Fleksibel. Siswa dapat mengikuti proses pendidikan dari berbagai tempat dengan berbagai kondisi, seperti dari rumah, tempat peristirahatan, warnet atau tempat-tempat lainnya. Siswa juga tidak perlu mengkondisikan dirinya untuk berpakaian dan berpenampilan rapi sebagaimana pendidikan tradisional.
Bagi Masyarakat pada Umumnya
1. Lahirnya era e-Education membuka peluang kerja baru dengan pola kerja dan permodalan yang baru. Oleh karena itu e-Education tidak akan menggantikan sepenuhnya sistem sekolah tradisional, maka era ini memberi harapan bagi keteresediaan lapangan kerja baru.
2. e-Education akan menjadi wahana kompetisi antar lembaga pendidikan yang mengglobal sehingga masyarakat dapat menikmati materi pendidikan berkualitas standar dengan harga kompetitif.


Bagi Dunia Akademis
1. Lahirnya era e-Education memberi tantangan baru bagi dunia akademis untuk mempersiapkan SDM yang memahami dan menguasai bidang tersebut.
2. Para peneliti ditantang untuk melakukan analisis terhadap pergeseran pola belajar, proses pendidikan dan pembayaran sistem kredit semesterdalam usaha menemukan kesepahaman baru dan pengembangan teori dan konsep baru.
3. Sistem e-Educationjuga membuka kerangka baru dalam penjualan jasa pendidikan, di samping teknologi Internet yang memungkinkan dilakukannya akses materi pendidikan dari jarak jauh. Dari perkembangan itu, dunia akademis ditantang untuk menemukan pola pendidikan jarak jauh yang bermutu.
D. Ilusi Sekarang atau Realitas Masa Depan
Meskipun model e-Education ini memiliki daya pikat yang sangatbesar, namun masih ada sejumlah tantangan dan keterlambatan yang harus diatasi. Hambatan e-Education di Indonesia meliputi antara lain:
1. Belum terbentuknya hight trust society. Perubahan budaya dari pola belajar konvesional yang menunjukkan siswa mengikuti proses pendidikan secara fisik menjadi hanya melihat layer monitor. Mengubah budaya tidak semudah membalik telapak tangan.apalagi etika pendidikan berbasis Internet yang sehatbelum terumuskan dan tersosialisasi dengan baik. Tingkat kepercayaan masyarakat juga akan berakibat pada diragukannya validitas hasil ujiannya.
2. Pada umumnya harga pendidikan dapat ditekan, namun biaya untuk menyediakan teknologipengaksesannya bertambah.
3. Sarana peralatan masih belum memadai. Saluran telekomunikasi public masih menggunakan jaringan lama dan untuk perbaikan jaringan atau pembangunan jaringan baru tidak cukup dana. Sementara itu, sarana teknologi komputer masih tergolong barang mewah, sehingga kepemilikannya masih sangat terbatas. Meskipun dapat ditempuh dengan memanfaatkan warnet, tetapi hal itu berarti adanya biaya tambahandiluar harga produk.
4. Masih sangat sedikit SDM memahami dan menguasai dengan baik benar konsep dan implementasi teknologi informasi dan penerapannya dalam dunia pendidikan. Namun sebaliknya juga usaha dan ketertarikan diri SDM untuk memahami teknologi masih tergolong rendah.
5. Layanan pendukung utama seperti jasa pos masih membutuhkan pembenahan dan peningkatan, sehigga jeda waktu dari terjadinya transaksi pembelian buku atau modul hingga diperolehnya barang tersebut oleh pembeli tidak terlalu lama.
6. Adanya tindak kejahatan penyalahgunaan kartu kredit, sehingga masyarakat mengalami phobia terhadap mekanisme e-Education yang menyertakan nomor kartu kredit dalam formulir transaksi.
7. Belum lagi masalah perbedaan platform yang digunakan di dalam lembaga pendidikan. Perbedaan platform ini meliputi pola format pencatatan dan laporan, prosedur, sietem waktu, budaya, hukum dan sebagainya.
8. Pihak lembaga dan siswa masih menunggu sistem e-Education stabilsebelum mereka memanfaatkannya secara optimal. Di samping itu,para pengelola lembaga masih mencobauntuk menguasai medan pendidikan lewat Internet ini.
9. e-Education masih dipandangsebelah mata sebagai sistem yang sulit dioperasikan dan belum ada aturan yang jelas daripemerintah.
10. Perubahan pola siswa yang cenderung pasif dan menunggu materi pendidikan menjadi siswa yang aktif dalammencari materi pendidikan.
11. Etika dan moralitas masih belum mendapat tempat yang tepat, sehingga sistem e-Education dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pelanggaran etika dan moralitas, seperti menjajakan situs pornografi.
12. sudah terlanjur tersedia gedung-gedung sarana pendidikan, sehingga pengelola lembaga pendidikan harus melakukan relokasi tempat yang tersedia itu.
Sementara itu e-Education ini tampaknya digunakan untuk membidik segmen pasar tertentu, mengingat persyaratan ketrampilan dan kemampuan yang harus terpenuhi untuk menjadi mengakses modeltertentu. Belum lagi kemampuan untuk melakukan pemeliharaan terhadap situs yang dibuat tidak sebanding dengan tuntutan akademisi untukmemperoleh informasi terkini.
Di samping itu, usaha penyebarluasan alamat situs juga masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagilembaga pendidikan yang terlah membangun situs Web-nya.
Meskipun tantangan dan hambatan nyata yang terhampar di depan mata sedemikian banyakdan berat,namun para pengelola lembaga yang mengidolakan e-Education tak perlu surut. Mengapa demikian? Jika memperhatikan tingkat pertumbuhan pengguna Internet dalam 5 tahun terakhir ini mencapai rata-rata 100% pertahunnya. Fantastis
E. Multimedia Ciptakan i-Education
Teknologi komputasi multimedia merupakan suatu era baru dalam dunia informasi modern yang telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini. Dengan lahirnya era teknologi komputasi multimedia ini, maka produsen industri komputer seperti mendapatkan “angina segar” ditengah lesunya permintaan hardware komputer oleh masyarakat, karena multimedia telah mampu menciptakan system komunikasiyang interaktif antarpemakai komputer dengan komputer itu sendiri.
Secara umum multimedia diartikan sebagai kombinasi teks, gambar,seni grafik, animasi, suara dan video. Aneka media tersebut digabungkan menjadi satukesatuan kerja yang akan menghasilkan suatu informasi yang memiliki nilai komunikasi yangsangat tinggi; artinya informasi bahkan tidak hanya dapat dilihat sebagai hasil cetakan, melainkan juga dapat didengar, membentuk simulasi dan aninasi yang dapat membangkitkan selera dan memiliki nilai seni grafis yang tinggi dalam penyajianya.
Sebenarnya konsep teknologi komputasi multimedia masih setengah angan-angan, karena belum ada sebuah sistem yang mampu melayani berbagai kebutuhan teknologi komputasi multimedia secara efisien. Inti dari konsep teknologi ini sebenarnya adalah bagaimana menyajikan informasi dalam bentuk yang menarik, mudah dan interaktif bagi pemakainya. Namun bilamana konsep ini berhasil untuk diterapkan maka besar kemungkinan sistem pendidikan lewat Internet secara interaktif dan komprehesif akan segera tercipta.
F. Integrasi Teks, Gambar, Grafik, Suara, Animasi dan Video
Untuk menciptakan suatu komunikasi interaktif dari sebuah informasi, maka teknologi komputasi multimedia mengintegrasikan teks, grafik, suara, animasi dan video yang mampu mempengaruhi sebanyak mungkin indera yang dimiliki oleh manusia sepwerti penglihatan, pendengaran dan perasaan.
Media teks digunakan untuk menciptakan tulisan-tulisan, sedangkan media gambar dan grafik digunakan untuk menciptakan suatu citra yang dapat menerangkan dan berbicara lebih banyak dari tulisan-tulisan yang ada. Tanpa system grafik yang baik, tidak mungkin informasi dapat disajikan dalam bentuk diagram, animasi, video maupun teks dengan kualitas tinggi. Disamping itu, penambahan sound dapat lebih menciptakan suasan interaktif bagi pemakainya.
Animasi adalah gambar-gambar yang bergerak dengan kecepatan, arah dan cara tertentu. Jadi dalam pembentukan animasi terdapat tipe data pemrograman yang baru, yaitu waktu. Dengan animasi, penyajian informasi menjadi lebih hidup dan menarik. Misalnya, animasi tentang rumus Gaya = Massa*Grafitasi yang menggambarkan pengaruh massa dan grafitasi terhadap gaya yang terjadi pada sebuah benda yang jatuh.
G. Peralatan Multimedia Alternatif
Seiring dengan penelitian dan penemuan-penemuan yang dilakukan oleh para ahli, maka telah tercipta peralatan multimedia alternative yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan sistem e-Education yang interaktif berbasis multimedia. Peralatan-peralatan itu antara lain adalah alat pemindai tubuh yang berfungsi mendeteksi peserta didik, khususnya dapat digunakan terhadap peserta didik dalam pendidikan farmasi, apakah peserta didik yang keluar dari laboratorium farmasi membawa bahan-bahan obat yang berbahaya. Alat-alat pemindai lainnya yang dikembangkan untuk keperluan otorisasi, baik untuk penggunaan perlatan maupun untuk pengamanan ujian agar dapat mencegah keterlibatan joki.
System pemindai kayu juga telah dikembangkan untuk menyediakan fasilitas penyidikan data civitas akademika melalui kartu pengenal. Selain itu, model barcode juga dikembangkan untuk penyidikan data baku.
Selain peralatan di atas, para ahli juga telahmengembangkan system teleconference dengan memanfaatkan kamera untuk pengambilan gambarnya yang kemudian ditransmisikan dengan kecepatan tinggi. Hal ini telah memungkinkan untuk membangun jarak jauh antara pendidik dengan pesert didik.
H. Software Pendukung
Untuk membangun i-Education yang melibatkan teknologimultimedia ini memerlukan software-software yang mampumengolah data dalamberbagai macam tipe tersebut.
Visual FoxPro sebenarnya merupakan sebuah software database yang cukup canggih. Visual FoxPro memungkinkanpeprogram untukmemasukkan data jenis gambar, di samping tanggal, karakter danmemo,sehingga memungkinkan untuk membangun aplikasi-aplikasi ensiklopedia, kamus dan tutorial lainnya.
Kini software untuk menyajikan informasiyang lengkap dengan multimedia telah banyak tersedia sehingga sangat dimungkinkan untuk membangun system i-Education.
Di samping itu juga telah tersedia software-software yang mendukung untukpengolahan suara, sehingga suasana interaktif semakin terasa. Software-software tersebut sebenarnya telah dikembangkan sejaktahun 1999,misalnya Dragon Naturally Speaking Prefered, L&H Voice Xpress Profisional dan Philips FreeSpeech.
Sementara itu teknologi Internet juga telah memasuki babak baru. Khususnya untuk fasilitas chattingyang mampu mempengaruhi emosi,karenakini chatting tidaklagi dilakukan hanya dengan bahasa tulisan, tetapi telah berubah menjadi berbasis suara yang disebut dengan istilah voice chat.
Fasilitas tersebut telah membuat tidak ada bedanya dengan komunikasi lewat telepon, bahkan lebih dari itu, karena dengan fasilitas WebCam, misalnya, mereka yang terlibat komunikasi dapat saling menatap wajah mereka.
Informasi lebih lanjut tentang system voice chat ini dapat diperoleh di http://www.net2phone.com dan http://www.prepaid phonecall.com.

I. Kendala Implementasi Multimedia
Masalah yang masih sering menghantui teknologi komputasi multimedia adalah banyaknya standar peralatan yang ada, seperti volume kabel, konektor dan standar format sinyal, sehingga membutuhkan waktu instalasi yang lama.
Di samping itu, teknologi komputasimultimedia menuntut spesifikasi hardware yang btinggi dan harganya juga cukuo mahal. Belum lagi tingkat inovasi yang sangat tinggi dari industrimultimedia, mengharuskan perusahaan untuk menyediakan biaya investasi yang tidak sedikit bilamanaakan mengikuti perkembangan teknologi ini.
Hambatan lain dalam perkembangan teknologi komunikasi multimedia saat ini adalah besarnya data digital untuk menyimpan imege video fullmotion. Namun hal itu mulai dapat diatasi dengan teknik video compression dan decompression.
Di samping kendala teknis peralatan,kendala lain yang dihadapi adalah kurangnya SDM yang memahamifaktor-faktor yangb terkait dengan penyajian pemodelan grafis, seperti tatawarna, tatagaris, penciptaan atensi atau daya tarik dan kemampuan ingatan manusia.
Selain faktor-faktor di atas, beberapa faktor lain seperti sistematika materi,pesan-pesan utama, detailpenjelasa, foto atau gambar-gambar tentang aktivitas pendidikan perlu mendapat perhatianyang cukup, karena hal ini merupakan pokok utama dari situs pendidikan.
Berkaitan dengan penciptaan atensi, maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut (Restyandito, 2000):
1. Informasi penting yang memerlukan perhatian dengan segera harus selalu diletakkan di tempat yang menonjol, sehingga dapat terlihat oleh pemakai (misalnya jadwal tes, seminar dan sebagainya).
2. Informasi yang kurang penting sebaiknya diletakkan di tempat yang kurang menonjol tetapi spesifik, sehingga pemakai tahu di mana harus mencari jika informasi tersebut dibutuhka.
3. Informasi yang jarang diperlukan (misalnya fasilitas help) tidak perlu ditampilkan, tetapi dapat ditampilkan sewaktu-waktu biladiperlukan.
Kendala-kendala tersebut membutuhkan perhatianyang cukup besar. Tampaknya kendala-kendala tersebut dapat dengan mudah diatasi. Caranya adalah dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan SDM.


Daftar Pustaka :
Warta Ekonomi. No. 11/THN.XII/19 maret 2001.
39 Web site APJII< http : // www.apjii.or.id>
40 web site program sekolah 2000 ada di < http : // www. Sekolah 2000.or.id>
Sudargo, Drs. M.Si. 2006. Windos dan Multimedia. IKIP PGRI pers : Semarang.