Jumat, Februari 03, 2012

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA PROGRAM PERLUASAN LESSON STUDY

Joko Sulianto
Pendidikan Dosen Sekolah Dasar
email: josul@ikippgrismg.ac.id

Abstrak: Implementasi Pembelajaran cooperative tipe jigsaw pada perluasan lesson study di program studi Pendidikan Dosen Sekolah Dasar. pelaksanaan lesson study mampu meningkatkan kerjasama dosen, terutama dosen dalam rumpun mata kuliah dikarenakan dalam penyusunan Rencana pembelajaran dilakukan bersama-sama dan menjadi tanggungjawab tim, dengan perencanaan bersama akan terbangun komunitas belajar antar dosen khususnya pengampu mata kuliah serumpun dan terbangun komunitas belajar yang positif.
Pelaksanaan lesson study sangat membawa pengaruh besar pada kegiatan pembelajaran dosen, meningkatkan kualitas pembelajaran dengan meningkatnya kualitas pembelajaran yang dilakukan dosen akan berdampak pada meningkatnya kualitas mahasiswa, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif type jigsaw menambah aktifitas mahasiswa dalam belajar dan meningkatnya rasa tanggungjawab yang besar dalam belajar hal ini dapat berpengaruh pada prsetasi belajar mahasiswa.

Kata Kunci: Pembelajaran kooperatif, lesson study,
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia hanya mencapai tingkat-tingkat berpikir (ranah kognitif) rendah, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, sedangkan untuk tingkat-tingkat berpikir yang tinggi seperti analisis, evaluasi dan kreatif masih sangat rendah.

Hal ini menunjukkan adanya kekurangan dalam pembelajaran/perkuliahan di Perguruan Tinggi, antara lain:
a. Proses perkuliahan yang dilakukan kebanyakan dosen hanya terbatas pada memberikan pengetahuan hafalan, dan kurang menekankan pada aspek kognitif yang tinggi, seperti ketajaman daya analisis dan evaluasi, berkembangnya kreativitas, kemandirian belajar, dan berkembangannya aspek-aspek afektif. Mahamahasiswa pasif dan pengetahuan yang diperoleh seringkali tidak berguna dalam hidup dan pekerjaannya.
b. Materi perkuliahan kurang berorientasi pada bidang ilmunya, hasil penelitian lapangan, dan kebutuhan jangka panjang. Dosen menggunakan pola pembelajaran yang cenderung sama dari tahun ke tahun. Perubahan kurikulum tidak memberikan dampak pada perubahan materi ajar, metode, dan strategi pembelajaran.
c. Kompetensi/tujuan perkuliahan kebanyakan masih terbatas pada ranah kognitif dan psikomotor tingkat rendah.
Salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran/ perkuliahan di Perguruan Tinggi adalah dengan melaksanakan Lesson Study. Lesson Study merupakan suatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan, berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling membantu dalam belajar untuk membangun komunitas belajar. Lesson Study berasal dari bahasa Jepang (dari kata: jugyokenkyu) yaitu suatu proses sistematik yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematik yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung di dalam Lesson Study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya mahasiswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga melibatkan intelektual dan emosional mahasiswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan langsung keaktifan fisik dan tidak hanya berfokus pada satu sumber informasi yaitu dosen yang hanya mengandalakan satu sumber komunikasi. Seringnya rasa malu mahasiswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan dosen, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar mahasiswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan komunikasi yaitu dosen dengan mahasiswa dan mahasiswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, mahasiswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Mahasiswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal mahasiswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Dosen harus trampil dan mengetahui latar belakang mahasiswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok mahasiswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran dosen adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap mahasiswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para mahasiswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
Metode
Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu tahapan pertama adalah Plan (merencanakan), tahapan kedua adalah Do (melaksanakan), dan tahapan ketiga adalah See (merefleksi) yang berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continous improvement).









Gambar siklus pengkajian pembelajaran dalam Lesson Study

Hasil Dan Pembahasan
Hasil yang telah diperoleh berdasarkan pengamatan dari kegiatan lesson study:
a. Meningkatnya kekolegaan antardosen dalam membelajarkan mahasiswa melalui tukar pengalaman dalam kegiatan Lesson Study.
b. Terbangunnya komunitas belajar antardosen, antarmahasiswa, dan antara mahasiswa dengan dosen di LPTK.
c. Meningkatnya kemampuan belajar mahasiswa, terutama dalam aspek kognitif tingkat tinggi dan aspek afektif.
d. Meningkatnya upaya pemenuhan hak belajar setiap mahasiswa.
e. Meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan tugas perkuliahan oleh dosen (iklim keterbukaan, tanggungjawab, kerja terencana dan terevaluasi).
f. Terlaksananya kaderisasi dosen muda yang potensial dalam membina perkuliahan.
g. Adanya perubahan budaya dalam perkuliahan yang dilakukan dosen, yaitu dari budaya penyampaian ilmu ke budaya pencarian ilmu.
h. Diperolehnya model-model pembelajaran yang inovatif di sekolah.
i. Meningkatnya keprofesionalan dosen dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
j. Meningkatkan pemahaman dosen LPTK mengenai konsep, prinsip, dan praktik Lesson Study.
k. Meningkatkan keterampilan dosen dalam melaksanakan Lesson Study agar keprofesionalannya meningkat.

Pembahasan
Dengan pelaksanaan lesson study mampu meningkatkan kerjasama dosen, terutama dosen dalam rumpun mata kuliah dikarenakan dalam penyusunan Rencana pembelajaran dilakukan bersama-sama dan menjadi tanggungjawab tim, dengan perencanaan bersama akan terbangun komunitas belajar antar dosen khususnya pengampu mata kuliah serumpun dan terbangun komunitas belajar yang positif.
Pelaksanaan lesson study sangat membawa pengaruh besar pada kegiatan pembelajaran dosen, meningkatkan kualitas pembelajaran dengan meningkatnya kualitas pembelajaran yang dilakukan dosen akan berdampak pada meningkatnya kualitas mahasiswa, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif type jigsaw menambah aktifitas mahasiswa dalam belajar dan meningkatnya rasa tanggungjawab yang besar dalam belajar hal ini dapat berpengaruh pada prsetasi belajar mahasiswa.
Pembelajaran yang mulanaya berjalan teacher sentered lama kelamaan akan beralih budaya menjadi student center jika program perluasan lesson study ini dikembangkan secara terus menerus dan kontinue. Hal ini berdampak pada inovasi pembelajaran yang dilakukan dosen dengan menerapkan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
Kesimpulan
1. Pembelajaran koopertif type jigsaw mampu meningkatkan aktifitas mahasiswa dalam belaja dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar mahasiswa

2. Dengan lesson study mampu meningkatkan kualitas dosen dalam bidang pendidikan, yang pada saatnya akan meningkatkan mutu lulusan.

Daftar Pustaka
1. Tim Penyusun Panduan. 2008. Program perluasan dan penguatan lesson study di LPTK. Derektotat Jendral Pendidikan Tinggi: Jakarta.
2. Robert E Slavin. 2006. Kooperative Learning: Erlangga: Jakarta
3. Erman Suherman. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. UPI Press: Bandung.