Selasa, Maret 08, 2011

MAKALAH
MENENTUKAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN RME
Oleh :
1. Dian Ratnawati ( 06310250 )
2. Nur Afiyah ( 06310265 )
3. Vida Yasianti ( 06310280 )


A. LATAR BELAKANG
Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam metematika. Prestasi matematika siswa baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan. Rendahnya prestasi matematika siswa disebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami masalah secara komprehensif atau secara parsial dalam matematika. Selain itu, belajar matematika siswa belum bermakna sehingga pengertian siswa tentang konsep sangat lemah. Hal lain yang menyebabkan sulitnya metematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna.
Guru dalam pembelajarannya dikelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran dikelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna ( Soedjadi, 2000, Price, 1996 : Zamroni, 2000 ).
Berdasarkan pendapat diatas, pembelajaran matematika dikelas ditekankan pada keterkaitan antara konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak sehari-hari. Selain itu, perlu menerapkan kembali konsep matematika yang telah dimiliki anak pada kehidupan sehari-hari atau pada bidang lain sangat penting dilakukan.
Model mengajar adalah proses dan prosedur melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Salah satu pembelajaran metematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari ( mathematize of everday experience ) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran matematika realistic ( MR ). Pembelajaran MR pertama kali di kembangkan dan dilaksanakan di Belanda dan dipandang sangat berhasil untuk mengembangkan pengertian siswa.

B. PERUMUSAN MASALAH
Model mengajar RME merupakan salah satu model pembelajaran yang paling sederhana, atas dasar itu dirumuskan :
1. Apa pengertian model pembelajaran RME ?
2. Apa penjelasan karakteristik model pembelajaran RME ?
3. Bagaimana implementasi pendekatan RME dalam pembelajaran matematika ?
4. Bagaimana aplikasi model mengajar RME dalam pembelajaran matematika ?



















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian RME
RME adalah pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang “real” bagi siswa, menekankan ketrampilan, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menentukan sendiri dan pada akhirnya menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok.
Pada pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator, sementara siswa berpikir, mengkomunikasi, melatih nuansa demokrasi dengan menghargai pendapat orang lain.
RME yang dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistic digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya siswa diberi kesempatan mengaplikasikan konsep-konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau dalam masalah bidang lain. Pembelajaran ini sangat berbeda dengan pembelajaran matematika selama ini yang cenderung berorientasi pada memberi informasi dan memakai matematika yang siap dipakai untuk memecahkan masalah-masalah.
Dua jenis matematisasi diformalisasikan oleh treffes (1991), yaitu matematisasi horizontal dan vertical, pendekatan dalam pendidikan matematika dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
a. Mekanistik atau pendekatan tradisional
b. Empiristik
c. Strekturalistik
d. Realistik
Dalam pendidikan matematika dua komponen matematisasi adalah penting yaitu metematisasi horizontal menunjuk pada proses transfermasi masalah yang dinyatakan dalam bahasa sehari-hari kebahasa matematika. Matematisasi vertical adalah proses dalam matematika itu sendiri.

B. Karakteristik RME
Karakteristik RME adalah menggunakan: konteks “dunia nyata”, model-model produksi dan konstruksi siswa, interaktif dan berkaitan (interwinment) (Treffers, 1991:Van de Huevel-panhulzen, 1998).
a. Menggunakan Konteks “Dunia Nyata”
Pembelajaran diawali dengan masalah kontekstual “dunia nyata”, sehingga memungkinkan mereka menggunakan pengalaman sebelumnya secara langsung.
b. Menggunakan Model-Model ( Matematisasi)
Istilah model berkaitan dengan model situasi dan model matematik yang dikembangkan oleh siswa sendiri.
c. Menggunakan Produk Dan Konstruksi
Menekankan bahwa dengan pembuatan “produksi bebas”. Siswa terdorong untuk melakukan refleksi pada bagian yang mereka anggap penting dalam proses belajar.
d. Menggunakan Interaktif
Interaksi antar siswa dengan guru merupakan hal yang mendasar dalam pembelajaran matematika realistic.
e. Menggunakan Keterkaiatan
Dalam RME pengintegrasian unit-unit matematika adalah esensial. Jika dalam pembelajaran kita mengakibatkan keterkaitan dengan bidang yang lain maka akan berpengaruh pada pemecahan masalah.

C. Implementasi Pendekatan RME Dalam Pembelajran Matematika
Implementasi pendidikan matematika realistic di Indonesia harus dimulai dengan mengadaptasi RME sesuai dengan karakteristik dan budaya bangsa Indonesia. Pengimplementasian RME dikelas harus didukung oleh sebuah perangkat yang dalam hal ini adalah buku ajar yang sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia. Menurut soeharto (2001, dalam WWW.Depdiknas. Go. Id) bahwa implementasi RME dikelas meliputi tiga fase yaitu:
1. Fase Pengenalan.
Guru memperkenalkan masalah realistic dalam matematika kepada seluruh siswa serta membantu untuk memberi pemahaman (setting) masalah.
2. Fase Eksplorasi
Siswa dianjurkan bekerja secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Pada saat siswa sedang bekerja, siswa mencoba membuat model situasi masalah, berbagi pengalaman atau ide, mendiskusikan pada yang dibentuk saat itu. Guru memberi pengertian sambil berjalan mengelilingi siswa, melakukan pemeriksaan terhadap pekerjaan siswa dan memberi motivasi kepada siswa untuk giat bekerja menyelesaikan masalah matematika.
3. Fase Meringkas
Pada fase meringkas guru dapat mengawali pekerjaan lanjutan setelah siswa meningkatkan kinerja matematika secara evisien dan efektif. Peranan siswa dalam fase ini sangat penting seperti: mengajukan dugaan, pertanyaan, bernegosiasi, alternative-alternatif pemecahan masalah, memberikan alasan, memperbaiki strategi dan dugaan mereka dan membuat ketekaitan.












BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka sebagai kesimpulan dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut:
RME merupakan matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Pembelajaran RME menggunakan masalah-masalah realistic sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan melalui matematisasi horizontal - vertikal siswa diharapkan mendapatkan pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan menerapkan konsep – konsep matematika untuk memecahkan masalah sehari – hari atau masalah dalam bidang lain. Dengan kata lain, pembelajarn RME berorientasi pada matematisasi pangalaman sehari-hari. Sehingga siswa belajar dengan bermakna.

B. Saran
Agar dalam proses pembelajaran bisa bermakna, guru harus menggunakan model pembelajaran dan pendekatan yang tepat dan sesuai dengan materi yang disampaikan.
Dan sebelum guru menggunakan model dan pendekatan yang dipilih, guru harus mengetahui dan memahami model dan pendekatan tersebut.









DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. 1984. Model-Model Mengajar. Bandung : CV. Diponegoro Bandung.
Pemerintah Kota Semarang. 2004. Buku Paket Matematika SMK Teknologi Industri . Semarang.
Soekamto, Tutik. 1996. Model-model Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.