Senin, Desember 20, 2010

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER

ABSTRAK
Oleh
FERDINA APRILIA SANDRA DEWI
JOKO SULIANTO
Pada pembelajaran kooperatif siswa belajar dan bekerja samadalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Selain dapat membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, pembelajaran kooperatif juga sangat membantu siswa dalam menumbuhkan kemampuan bekerja sama, berfikir kritis, dan kemampuan dalam membantu temaN
Untuk itu dalam mengajarkan matematika guru harus mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan konstektual/Contextual Teaching and Learning ( CTL ) yaitu suatu konsep belajar yang membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan, kerjasama, dan minat terhadap pelajaran matematika, serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.
Hal ini ditunjukan oleh :
1. Meningkatnya ketuntasan belajar klasikal dari 96,7% pada siklus II.
2. Meningkatan keaktifan siswa dalam KBM yang ditandai dengan naiknya prosentase keaktifan siswa 69,56% dengan kriteri tinggi pada siklus II.
3. Meningkatkan kerjasama siswa dalam KBM yang ditandai dengan naiknya prosentase kerjasama siswa 64,22% dengan kriteria tinggi pada siklus II.

A. PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi maka peningkatan mutu pendidikan perlu mendapat perhatian yang lebih serius dan seksama. Oleh karena itu, berbagai usaha telah diupayakan untuk meningkatan kualitas pendidikan.
Dengan peningkatan mutu pendidikan diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang berketerampilan tinggi, meliputi pemikiran kritis, logis, kreatif, dan kemauan bekerja sama yang efektif yang dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sering dikeluhkan siswa sebagai bidang studi yang sulit. Tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dan menunjukkan hasil belajar yang kurang memuaskan.
Untuk memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat, guru perlu memperhatikan bahwa proses belajar tidak hanya interaksi antara guru dengan siswa, namun guru juga dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa agar dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep dan materi yang diajarkan.
Pada pembelajaran kooperatif siswa belajar dan bekerja samadalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas. Selain dapat membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, pembelajaran kooperatif juga sangat membantu siswa dalam menumbuhkan kemampuan bekerja sama, berfikir kritis, dan kemampuan dalam membantu teman ( Ibrahim dkk, 2000:12 ).
Untuk itu dalam mengajarkan matematika guru harus mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan pendekatan konstektual/Contextual Teaching and Learning ( CTL ) yaitu suatu konsep belajar yang membantu guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata.
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan mengadakan penelitian “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) DENAGN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VII B SEMESTER 1 MTS NURUL QUR’AN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe THINK PAIR SHARE dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat belajar, keaktifan kerja sama, dan hasil belajar siswa serta meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada sub pokok bahasan Persamaan Linier Dua Variabel, siswa kelas VII B semester 1 MTS NURUL QUR’AN SAYUNG Kabupaten Demak tahun pelajaran 2008/2009.

C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe THINK PAIR SHARE ( TPS ) dengan pendekatan konstesktual dapat meningkatkan minat belajar, keaktifan, kerja sama, dan hasil belajar siwa serta meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas pada sub pokok bahasan Persamaan Linier Dua Variabel, siswa kelas VII B semester1 MTS NURUL QUR’AN SAYUNG Kabupaten Demak tahun pelajaran 2008/2009.

D. MANFAAT
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kemampuan berfikir serta keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya.
b. Melatih keterampilan saling kerjasa antar siswa.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat lebih mengitahui potensi-potensi yang dimiliki oleh siswanya sehingga dapat mengoptimalkan proses kegiatan belajar mengajar.
b. Guru akan lebih bersemangat dalam mengajar, sebab terjadi proses pembelajaran yang aktif/hidup antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
c. Merupakan umpan balik untuk mengetahui kesulitan siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai alternative meningkatkan kualitas pengajaran di sekolah.
b. Sekolah yang menjadi objek PTK akan memperoleh hasil pengembangan ilmu.

E. LANDASAN TEORI
1. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Tinjauan Umum pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.
Model Pembelajaran Kooperatif memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
 Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
 Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
 Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
 Penghargaan lebih berorientasi kelompok dibanding individu.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Model Pembelajaran Kooperatif dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan pembelajaran yang penting yaitu :
 Prestasi Akademik
Belajar Kooperatif saling menguntungkan antara siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi yang bekerja sama dalam tugas-tugas akademik. Siswa yang berkemampuan tinggi dapat menjadi tutor bagi siswa yang berkemampuan rendah.
 Penerimaan Keanekaragaman
Belajar kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dan belajarmenghargai satu sama lain.
 Pengenbangan Keteramplan Sosial
Belajar kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa keterampilan-keterampilan dalam bekerja sama, salah satuny adalah keterampilan bertanya.
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe THINK PAIR SHARE
• Salah satu pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan structural. Ada 2 tipe dalam pendekatan structural salah satunya adalah TPS ( THINK PAIR SHARE ).
• Strategi mula-mula dikembangkan oleh Frank Lyman dia dari Universitas Maryland pada tahun 1985. ini merupakan cara efektif untuk mengubah pola diskursus didalam kelas srategi ini menantang asumsi bahwa seluruh resistasi dan diskusi perlu dilakukan didalam setting seluruh kelompok.
2. Pendekatan Kontekstual
Landasan filosofi kontekstual adalah Konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankanbahwa melajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Ada 7 komponen Kontekstual :
a. Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pendekatan kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilny diperluas melalui konteks yang terbatas.
b. Inkuiri
Inkuiri merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil menemukan sendiri.
c. Bertanya
Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membmbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa.
d. Masyarakat Belajar
Konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari “Sharing” antar teman, antar kelompok, dan antar orang yang tahu dan tang belum tahu.
e. Pemodelan
Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa ditiru. Guru memberi model tentang “bagaimana cara belajar”. Maksudnya dalam sebuah pembelajaran keterampilan/pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru.
f. Refleksi
Yaitu cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari/berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudahkita lakukan dimasa lalu.
g. Penilaian yang sebenarnya
Penilaian adalah proses pengupulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

G. RENCANA PEMBELAJARAN
Nama sekolah : MTS NURUL QUR’AN SAYUNG
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : VII / 1
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
A. Standar Kompetensi
Memahami bentik aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linier satu variable
B. Kompetansi Dasar
Menyelesaikan persamaan linier satu variable
C. Indicator
Siswa dapat : menerapkan konsep, serta menggunakan sifat-sifat persamaan satu variable untuk memecahkan masalah.
D. Materi
Pokok bahasan : Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel
Sub pokok bahasan : Persamaan Linier Satu Variabel
E. Alat, Media, dan Sumber Belajar
1. Alat : Papan tulis, Spidol/Kapur
2. Media : -
3. Sumber : Sukino dan Wilson S. 2006. Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga
F. Skenario Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya Jawab
Model Pembelajaran : Kooperatif Tipe TPS
Pendekatan : Kontekstual
Pelaksanaan Pembelajaran :
1. Kegiatan Awal :
a. Guru membuka pelajaran dengan salam
b. Guru menyiapkan kondisi kelas
c. Guru mengontrol kehadiran siswa
d. Guru menyanpaikan indicator pembelajaran secara singkat
e. Guru memberi motivasi
f. Apersepsi : Mengingatkan kembali materi yang telah lalu yaiu tentang suatu bilangan cacah.
2. Kegiatan Inti
a. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi persamaan linier satu variable yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
b. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berfikir sendiri tentang pertanyaan yang diajukan oleh guru.
c. Guru meminta salah satu siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
d. Siswa menjawab pertanyaan.
e. Guru meminta siswa berpasangan dengan temannya.
f. Siswa berdiskusi dengan temannya.
g. Guru meminta siswa maju untuk mengemukakan jawaban didepan kelas.
h. Guru sebagai mediator mengarahkan siswa kejawaban yang benar
i. Guru memberi nilai bonus bagi siswa yang maju dan mengerjakan soal dengan benar.
j. Guru memberikan soal latihan secara individual.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Guru bersama siswa mengambil kesimpulan dari pembelajaran hari ini.
c. Guru menutup pelajaran denagn salam.
G. Penilaian
1. Tes tertulis
Aspek yang dinilai : Kemampuan siswa dalam menjawab soal.
2. Kinerja
Aspek yang dinilai : Keaktifan dan kerjasama siswa dalam mengikuti pelajaran.

Sayung,………2008
Guru Mata Pelajaran Peneliti


M. Iqbal Kholisatul Nafiah

G. URAIAN MATERI
Persamaan Linier Satu Variabel
a. Definisi
1. Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=).
2. Persamaan yang hanya memuat satu variable dengan pangkat satu disebut Persamaan Linier dengan Satu Variabel.
b. Penyelesaian dan Himpunan penyelesaian suatu persamaan
1. Penyelesaian suatu persamaan linier denagan satu variable adalah bilangan pengganti dari variable pada daerah definisi persamaan yang membuat persamaan menjadi pernyataan yang benar.
2. Himpunan penyelesaiansuatu persamaan linier dengan satu variable mempunyai dua kemungkinan, yaitu memilki hanya satu buah anggota/tidak ada anggota (himpunan kosong).
c. Persamaan yang Ekuivalen
Persamaan yang ekuivalen adalah suatu persamaan yang mempunyai himpunan penyelesaian yang sama, apabila pada persamaan itu dikenakan suatu operasi itu. Notasi ekuivalen adalah “”.
1. Menyelesaikan persamaan dengan sifat-sifat operasi suatu persamaan yang ekuivalen.
2. Menyelesaikan persamaan yang menggunakan lawan dan kebalikan bilangan.
a. Menyelesaikan persamaan dengan menggunan lawan.
Lawan dari +a adalah –a, lawan dari –a adalah +a.
Ruas kiri dan ruas kanan suatu persamaan dipisahkan oleh tanda “=”.
Misalnya persamaan x-a = b
Perhatikan bentuk berikut ini :
 Bentuk x-a = b
x-a = b  x = b+a
 Bentuk a-x = b
Usahakan x positif
a-x = b
 a = b+x
 a-b = x
 Bentuk x+a = b
X+a = b  x = b-a
b. Menyelesaikan Persamaan dengan menggunakan kebalikan bilangan.
Untuk menyelesaikan persamaan dengan menggunakan kebalikan bilangan,
a/b merupakan kebalikan dari b/a, dengan a 0,b 0.
1/a merupakan kebalikan dari a, dengan a 0.
Perhatikan bentuk berikut ini :
• Bentuk a/bx = c
a/bx = c  x = c.b/a  x = bc/a
• Bentuk ax = b
Ax = b  b.1/a  x = b/a

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan, kerjasama, dan minat siswa terhadap pembelajaran matematika sub pokok bahasan Persamaan Linier Satu Variabel siswa kelas VII b semester 1 MTS NURUL QUR’AN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Tahun Pelajaran 2008/2009.
Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan hasil belajar yaitu dari 30 siswa, 11 siswa tidak tuntas belajar menjadi 1 siswa yang tidak tuntas. 19 siswa tuntas belajar menjadi 29 siswa yang tuntas belajar, ini dikarenakan daya piker siswa semakin meningkat.
Tingkat aktivitas siswa dalam KBM mengalami peningkatan yang dapat dilihat dengan presentasi rata-rata secara klasikal 69,56% yang memenuhi kriteria tinggi, sehingga sudah memenuhi indicator keberhasilan yang telah ditetapkan.
Kenaikan tingkat keaktian dan kerjasama siswa dalam KBM dikarenakan guru mampu memotivasi siswa danmembimbing siswa dengan baik saat proses pembelajaran, sehingga siswa yqang awalnya cenderung pasif, tidak berani maju untuk mengerjakan soal, dan tidak mampu mengeluarkan pendapat, menjadi lebih aktif terlibatdalam kegiatan Tanya jawab, diskusi, dan mampu mrngeluarkan pendapat.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh peneliti yang dilakukan oleh Rachmad Chabib Ansori dari UNESA. Beliau telah berhasil melakukan penelitianYudi Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan Perbandingan dikelas VII-D SMP Widya Darma Surabaya. Kesimpulan dari penelitiannya adalah ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dapat tercapai dengan prosentase sebesar 90,24%, sehingga dapat dikatakan bahwa siswa telah menguasai materi pelajaran pada pokok bahasan Perbandingan denagn Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair¬-Share dengan Pendekatan Kontekstual (Rachmad Chabib Ansori, 2005).

I. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan, kerjasama, dan minat terhadap pelajaran matematika, serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.
Hal ini ditunjukan oleh :
1. Meningkatnya ketuntasan belajar klasikal dari 96,7% pada siklus II.
2. Meningkatan keaktifan siswa dalam KBM yang ditandai dengan naiknya prosentase keaktifan siswa 69,56% dengan kriteri tinggi pada siklus II.
3. Meningkatkan kerjasama siswa dalam KBM yang ditandai dengan naiknya prosentase kerjasama siswa 64,22% dengan kriteria tinggi pada siklus II.

J. DAFTAR PUSTAKA
Herman Hudoyo. 1990. Stategi Belajar Matematika. Malang:IKIP Malang.
Ibrhim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:UNESA.
Nafiah, Kholisatun. 2008. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DIKELAS VII SEMESTER 1 MTS NURUL QUR’AN SAYUNG KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009.
Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdinas.
Rachmad Chabib Ansori. 2005. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan Perbandingan dikelas VII-D SMP Widya Darma Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya:UNESA.
Sukino dan Simanajunsung, Wilson. 2006. Matematika untuk SMP kelas VII. Jakarta:Erlangga.